Translator

Search

Bookmark and Share

10/04/11

KEBIASAAN TIGA : DAHULUKAN YANG UTAMA




“Hal-hal yang paling penting tidak pernah boleh berada di bawah kekuasaan hal-hal yang paling tidak penting” . Kata-kata Goethe inilah yang akan menjadi dasar pada kebiasaan kita yang ketiga ini.
Inti kebiasaan ketiga ini adalah manajemen diri yang efektif. Tanpa adanya kebiasaan tiga ini pada diri kita, maka kebiasaan 1 dan 2 yang telah direncanakan untuk hari demi hari, saat demi saat akan sia-sia belaka. Selain kesadaran diri, imajinasi, dan sura hati, anugrah manusia yang keempat adalah kehendak bebas yang benar-benar memunginkan munculnya manajemen diri yang efektif. Kehendak bebas adalah kemampuan untuk mengambil  keputusan dan membuat pilihan serta bertindak sesuai dengan keputusan dan pilihan tersebut. Kehendak bebsa adalah kemampuan untuk bertindak bukannya menjadi sasaran tindakan, untuk secara proaktif melaksanakan program yang telah kita kembangkan melalui ketiga anugrah yang lain. Manajemen berbeda dari kepimpinan. Kepimpinan merupakan aktifitas otak kanan yang tinggi. Kepemimpinan lebih merupakan seni, didasari oleh suatu filosofi tertentu. Manajemen efektif mendahulukan yang utama, sementara kepemimpinan memutuskan apa saja hal-hal yang utama tersebut.
Manjemen adalah disiplin dalam melaksanakannya. Disiplin berasal dari dalam yang merupakan suatu fungsi dari kehendak bebas kita. Pada kebiasaan ketiga ini kita dituntut untuk disiplin dalam manajemen waktu dan hidup. Sebenarnya manajemen waktu dapat ditangkap pada suatu kalimat “ organisir dan laksanakan menurut prioritas”. Kalimat ini menunjukan bahwa bagaimana cara terbaik dalam mengerjakan sesuatu merupakan fokus dari banyak variasi dan bahan.
Dalam penentuan prioritas pada manajemen diri ini, kita haru bisa mentukan kapan harus mengatakan “ya” dan kapan harus mengatakan “tidak”. Sebuah “ya”  yang membakar di dalam yang memungkinkan untuk mengatakan “tidak” pada hal-hal lain. Hal inipun juga memerlukan kehendak bebas, kekuatan untuk melakukan sesuatu ketika kita tidak ingin melakukannya, untuk menjadi fungsi dari nilai-nilai kitadan bukan fungsi dari impuls atau keinginan sesaat. Ia merupakan kekuatan untuk bertindak dengan integritas terhadap ciptaan pertama proaktifitas anda. Seperti halnya makna yang terkandung dalam  kalimat berikut : “ Orang sukses mempunyai kebiasaan mengerjakan hal-hal yang tidak suka dikerjakan oleh orang-orang gagal, dan mereka belum tentu suka mengerjakannya. Namun ketidaksukaan mereka tunduk pada kekuatan tujuan mereka”. Penundukan ini merupakan suatu misi, sutu tujuan, suatu arah dan nilai dari kebiasaan dua.